Pages

Thursday 22 July 2010

SLAYER KUNING

Mungkin ada beberapa anak SMADA tau tentang “Slayer Kuning”. Hanya sebuah “slayer kuning” yang tak ada artinya dimata mereka yang tidak mengetahui apa “slayer kuning” itu. Sesuatu yang murah *kata mereka* (Rp 3000, Red) tapi SANGAT BERHARGA, BERARTI, dan PATUT UNTUK DIPERJUANGKAN. Sebuah slayer yang diberikan kepada 54 besar siswa kelas X *tahun ajaran 2009-2010* yang merupakan pilihan mereka. Yaaa itulah sebuah PENGHARGAAN YANG DIBERIKAN KEPADA 54 BESAR CALON OSIS SMAN 2 SURABAYA MASA BAKTI 2010-2011. Banyak yang tidak kami mengerti, kenapa kami *SEPAT (SEKET PAPAT)* dipilih menjadi calon osis SMADA, karena hampir seluruh dari kami tidak pernah berharap untuk menjadi OSIS. Apalagi saya, yang pada waktu proses wawancara menyatakan “TIDAK ADA MINAT SAMA SEKALI UNTUK MENJADI OSIS” malah dipilih, tetapi bagi sebagian orang merasa “kecewa” karena dirinya tidak dipilih menjadi calon anggota OSIS. Sewaktu saya bertanya kepada salah seorang anggota OSIS masa bakti 2009-2010 “kak, kenapa sih aku dipilih menjadi calon osis? Aku lhoo gak ada minat. Bukannya makin bagus kalau ada minat tetapi bakat tidak seberapa ada, maka lebih mudah dibentuk?” lalu kakak osis tersebut menjawab “didalam osis tidak dibutuhkan kata AMBISIUS. Di dalam osis kita tidak mau memilih seseorang yang ambisius. Mereka yang mempunyai minat merupakan orang yang ambisius, maka dari itu kita tidak memilih mereka. Masalah minat, aku yakin bisa dibangun melalui pembekalan, MOS, dan LDKS 2”. Memang benar apa yang dikatakan oleh kakak osis tersebut. Tidak hanya saya yang merasa “sedikit” berminat setelah pembekalan, PRA-MOS, dan MOS berlangsung.

Berawal dari sebuah sms yang mengejutkanku “Selamat anda terpilih menjadi 54 besar calon OSIS SMAN 2 Surabaya” seketika itu aku langsung berontak. Gak hanya aku, tetapi banyak juga temanku yang berontak dan mengatakan akan mengundurkan diri. Besoknya anggota yang terpilih itu berkumpul disekolah dalam rangka memulai pembekalan hari pertama. Lumayan banyak juga yang datang pada hari pertama pembekalan (sekitar 35 orang, Red). Hari pertama sudah banyak sekali kesalahan yang kita perbuat, ada baju junkies, ada yang pakai kaos, ada yang pakai sandal. Kakak osis-pun menceramahi kita dengan segudang kata-kata. Akhirnya kita dibawa menuju depan ruang lab bio dan disuruh menyebutkan nama teman kami secara langsung (jujur masih banyak diantara kami aja masih belum kenal). Setalah perkenalan dan minta no hp satu-satu kamipun diminta untuk membuat nama untuk 54 besar ini beserta yel-yelnya. Kami sepakat namanya adalah “SEPAT” walaupun banyak kakak kelas yang mengejek nama kami. Yel-yel kami adalah “YES, WE CAN, WE CAN DO THE BEST YES!”. Setelah itu, kami disuruh memikirkan konsekuensi apa yang akan kami pilih apabila kami melakukan pelanggaran lagi dan kesepakatannya adalah “SATU KESALAHAN 1 SERI PUSH UP”. Kami siap menerima konsekuensi tersebut, walaupun selama pembekalan tidak sepenuhnya kami melakukannya. Walaupun sebenarnya ada beberapa diantara kami yang mungkin merasa “keberatan” dengan konsekuensi tersebut.

Hari-hari pembekalan dimulai, banyak sekali pelajaran yang bisa kami ambil dari setiap pembekalan itu diberikan. Mulai dari menghafalkan nama BPH OSIS, MPK, TIM MEL (Monetoring dan Evaluasi) dan TS (Tim Simpatik), menyanyikan lagu “Mars SMADA” yang banyak diantara kami yang masih belum hafal Mars SMADA (Betapa tidak bangganya kami terhadap ALMAMATER kami), dan masih banyak lagi.

Memang kami mengakui pembekalan ini terasa begitu MELELAHKAN sampai terkadang kami berkeinginan untuk mengundurkan diri. Kenapa kami bilang MELELAHKAN? Karena kami BELUM BISA MENGAMBIL SISI POSITIF DARI PEMBEKALAN TERSEBUT. Karena kami HANYA BISA MENGELUH TANPA MEMIKIRKAN BAHWA PEMBEKALAN ITU SANGAN BERMANFAAT UNTUK KAMI SEMUA, karena kami HANYA BISA MERASA IRI DENGAN PEMBEKALAN DISEKOLAH LAIN YANG MUNGKIN TIDAK SEBEGITU MELELAHKAN JIKA DIBANDING DENGAN SEKOLAH KAMI. Mulai dari Push Up ditengah lapangan yang begitu PANAS tanpa ada alas sedikitpun untuk tangan kami (serasa ingin melepuh tangan kami), lari putar lapangan karena teman kami juga harus lari, berulang kali harus lari untuk baris yang berpindah-pindah dengan hitungan “Ala TS (1 3 5 7 10 selesai)” dan “Ala BPH (1 4 6 10 selesai)”  dan jika kami terlambat baris dari hitungan tersebut kami harus jalan jongkok, latihan mental dengan membentak-bentak kami, memarah-marahi kami, menggebrak-gebrak meja sampai banyak diantara kami menangis (saya salah satunya) tapi kami akui bahwa bentakan dari mereka itu tidak ada apa-apanya dibanding PERKATAAN KASAR dari GURU atau yang lainnya, mempertahankan sebuah slayer kuning yang selalu diambil paksa oleh kakak osisnya. KAMI CAPEK, KAMI LELAH, KAMI BOSAN, atau apalah itu yang selalu terlontar dimulut kami ketika kami harus melakukan semua kegiatan tersebut. Banyak juga diantara kami yang rela slayernya diambil oleh kakak osis, tapi kami juga-lah yang ikut memperjuangkan slayer tersebut dan memakaikannya lagi bahkan sempat TS yang memakaikannya. Setiap hari pembekalan diisi oleh kegiatan seperti itu.

Tapi disamping serangkaian kegiatan yang melelahkan, kami petik serangkaian KEISTIMEWAAN, MANFAAT, dari kegiatan yang melelahkan tersebut.

Pertama, kami diajarkan UNTUK PEDULI DAN TANGGAP CEPAT TERHADAP KONDISI TEMAN KAMI. Kenapa kami bilang seperti itu? Yaaaa karena “SATU SAKIT SEMUA HARUS SAKIT, SATU SENANG SEMUA HARUS SENANG” itulah yang selalu kakak OSIS katakan kepada kami. Setiap salah satu diantara kami dihukum dengan dimarah-marahin atau kena hukuman fisik, kami HARUS melakukannya juga. Kita tidak boleh hanya tinggal diam melihat teman kita yang kesusahan, kita tidak boleh tinggal diam melihat teman kita yang kesakitan, WE’RE THE TEAM! (walaupun masih sering diantara kami yang bertindak bodoh seperti itu). Seperti contoh, pada waktu coordinator dari kami sudah berjanji untuk membawakan 40 orang tetapi tidak terpenuhi, dan mereka harus dihukum, kami hanya bisa terdiam diawalnya, tetapi teman kami Dicky, dia juga ikut push up karena dia juga merasa bersalah dan disusul yang lainnya sehingga kami dikatakan BEBEK karena hanya ikut-ikutan. Mungkin masih sering kami jumpai keadaan seperti itu karena kami bingung apa yang harus kami lakukan. Contoh lain ketika teman kami harus dibantak-bentak kami-pun SEHARUSnya membela, tetapi apa daya kami tidak siap untuk beradu argument dengan kakak osis. Sewaktu slayer salah satu diantara kami harus diambil paksa oleh kakak osis kami, kami-pun juga harus berjuang demi kembalinya slayer tersebut. Sempat terjadi kejadian diantara aku dan TS. sewaktu TS yang mengambil slayer dari kami dan aku mengambil paksa dari tangan TS. Sempat slayerku yang menjadi taruhan karena hampir saja diambil oleh TS, tapi itulah yang mengaruskan kita untuk membela teman satu dengan yang lain. 

Kedua, kami diajarkan untuk MEMILIKI RASA KEKELUARGAAN YANG TINGGI. KAMI INI SATU, KAMI INI PUZZLE, KAMI INI TEAM dan kami harus memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi. Kami makan dari satu nasi yang sama (sempat waktu makan, makanan tersebut harus kita putar sehingga kami juga merasakan makanan dari teman kami), kami minum dari SATU BOTOL minum yang sama (hanya disediakan 3 botol minum tetapi tidak penuh yang harus bisa dibagi rata dan 40 anak harus dapat minum) dan masih banyak lagi.

sikap mandiri yang tinggi, sifat dewasa yang tinggi, sikap menghargai uang yang tinggi, sikap percaya kepada teman yang tinggi apapun alasannya kami harus percaya kerhadap teman kami, kekompakan yang tinggi dan masih banyak sekali yang diajarkan oleh kakak-kakak OSIS kepada kami. Yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Kakak osis selalu berkata “Dek, kalian ini SATU TIM, kalian SEPAT jangan sampai ada yang tidak peduli terhadap yang lain. Kalian itu ibaratnya seperti PUZZLE, puzzle itu kalau hilang satu gak akan bermanfaat gak akan ada gunanya dan akan dibuang oleh pemiliknya. Kalian HARUS KOMPAK dek, gak boleh pecah! Kami percaya kalian pasti bisa! Kalian itu anak-anak cerdas yang jauh lebih bisa daripada kami. Kami tidak akan lagi menjadi OSIS di SMADA, kami juga tidak selamanya berada di SMADA, kami yakin kalian pasti bisa, kami yakin kalian mampu, ingat dek SMADA ADA DIPUNDAK KALIAN! Nama SMADA kedepannya ada DIKALIAN semua dek! Dan kami tau KAMI TIDAK SALAH UNTUK MEMILIH KALIAN. TIDAK PERNAH KAMI MERASA KECEWA KARENA TELAH MEMILIH KALIAN. TERUSKAN PERJUANGAN KAMI, DAN KAMI YAKIN KALIAN JAUH LEBIH BAIK DARIPADA KAMI. KAMI SUDAH PERCAYA DEK SAMA KALIAN, KAMI SUDAH MEMPERCAYAKAN SMADA DITANGAN KALIAN, TETAP KOMPAK DEK. DAN PERCAYA DEK SAMA TEMAN KALIAN, TEMAN KALIAN GAK AKAN MENJERUMUSKAN KALIAN. MEREKALAH YANG AKAN MEMBANTU KALIAN WAKTU KALIAN BUTUH BANTUAN MEREKA. MEREKA YANG SELALU ADA UNTUK KALIAN. INGAT DEK, PERCAYA SAMA TEMAN KALIAN.” Daaaan masih banyak lagi yang kakak osis katakan pada waktu hari terakir pembekalan. Tidak hanya berkata “Kalian harus percaya sama teman kalian” tapi kami di uji untuk kepercayaan kami terhadap teman kami. Hari terakhir pembekalan semua mata ditutup dan diminta untuk memegang pundak teman kami yang ada didepan kami. Ketika kami berjalan keluar hanya perkataan dari teman kami-lah yang harus kami percaya. Banyak juga teman kami yang terpisah dan teriak-teriak mencari teman kami. Hanya ada satu kunci untuk tetap utuh yaaa “percaya terhadap teman”. Dari kegiatan tersebutlah banyak pelajaran yang kami petik dari kegiatan tersebut.

tidak hanya sampai pembekalah saja, tetapi sampai pada hari terakhir MOS semua kegiatan yang telah kami persiapkan dapat berjalan dengan lancar (alhamdulillah) dan ditutup dengan bergandengan tangan membentuk sebuah lingkaran bersama kakak senior dan berlari sekencang-kencangnya dan berputar. tidak hanya itu, kamipun saling bersahut-sahutan (berbalas yel-yel) kepada senior dan tetap menyerukan dengan semangat yang tinggi VIVA SMADA !

Terima kasih kepada kakak osisi yang telah membimbing kami, yang memberikan kami motivasi, yang memarah-marahi kami agar kami kembali kejalan yang benar. Terima kasih kak, kami tidak akan melupakan semua pembekalan ini. Dan maaf jika kami sudah mengecewakan kakak osis semuanya. AKU CINTA SMADA, AKU CINTA SMADA, AKU CINTA SMADA, dan AKU CINTA KAKAK KELAS.

No comments:

Post a Comment